Lingkungan terumbu
salah satu lingkungan sedimentasi yang juga merupakan daerah tempat akumulasi zat organik adalah terumbu. Kadar zat organik dalam suatu terumbu koral dapat berkisar dari 4 sampai 8 persen dari masa total. Terumbu adalah suatu masa gamping yang dibangun oleh organisme yang mengeluarkan kapur dan biasanya bersifat koloni yang berkerangka. Kerangka yang dibentuk biasanya mempunyai potensial untuk bertahan terhadap gelombang. Seringkali terumbu membentuk rangkaian penghalang, yang disebut ' barier ' sebagaimana telah dibahas dalam hal perangkap stratigrafi. Selain itu terumbu juga merupakan batuan reservoir yang sangat penting. Dapatlah dibayangkan bahwa lingkungan pengendapannya merupakan daerah yang dangkal, dimana gelombang dan arus-arus laut memecah, yang menurut Prokopovich (1952) merupakan sumber batuan induk yang bertipe ' bank '. Selain itu terumbunya sendiri merupakan lingkungan yang sangat kaya akan zat makanan, sehingga memberikan keadaan yang sangat menguntungkan bagi kehidupan organik. Diantara para ahli geologi umumnya belum ada persesuaian pendapat mengenai hubungan antara lingkungan terumbu serta asal minyak bumi yang terdapat di dalamnya. Sehubungan dengan perbedaan pendapat di atas, dapatlah dikemukakan penggolongan terbentuknya minyak bumi di dalam lingkungan terumbu sebagai berikut :
1). DI BELAKANG TERUMBU, dalam laguna, seperti dalam cekungan yang tertutup.
2). DI MUKA TERUMBU, dalam lingkungan dasar yang ' euxinic ', juga di dalam terumbunya sendiri.
3). SUMBER ZAT ORGANIK TERDAPAT DI DALAM TERUMBU ITU SENDIRI (in situ). Pendapat ini mendapat banyak tantangan, tetapi tidak dapat diabaikan begitu saja. Misalnya Link (1950), mengatakan bahwa harus dipertimbangkan bahwa bioherm atau terumbu koral sendiri merupakan suatu daerah yang sangat ideal untuk pertumbuhan, kematian, serta akumulasi berbagai jenis organisme. Oleh karena itu tidaklah perlu kita mencari sumber organisme lain di luar terumbu untuk menerangkan adanya minyak bumi di dalamnya. Suatu sanggahan terhadap pendapat ini menyatakan, bahwa adanya kehidupan yang banyak sekali di dalamnya terumbu, belum menjamin tersedianya cukup zat organik di dalamnya untuk dapat terbentuknya minyak bumi. Hal ini disebabkan karena terumbu itu sendiri merupakan daerah dengan sirkulasi udara yang baik, sehingga binatang pemakan bangkai dapat hidup dengan subur. Keadaan ini menghalang-halangi pengawetan daripada zat organik yang telah mati. Juga bakteri aerob akan menghabiskan zat organik yang disisakan oleh binatang pemakan bangkai.