Pertambangan vs Perminyakan
Pertambangan dan perminyakan jelas beda. Di kampus, keduanya dibedakan menjadi dua jurusan yang berlainan.
Teknik Pertambangan berkutat pada studi bahan mineral berbentuk padat.
Batubara, tembaga, emas, perak, uranium, pokoknya asal masih padat, masuk dalam wilayah pertambangan.
Sedang Teknik Perminyakan mencakup minyak bumi dan gas alias bahan tambang berbentuk non padat.
Kedua bidang ilmu ini dibedakan karena perbedaan karakteristik dari padat dan zat non padat itu sendiri.
Untuk mendapatkan emas, penambang mesti menggali permukaan bumi menuju tempat cadangan emas berada. Penggalian bisa dilakukan di permukaan (tambang terbuka) atau melalui terowongan (tambang bawah tanah).
Tanah yang digali tentu saja tidak semuanya bernilai atau merupakan bijih logam berharga. Bijih berharga mungkin saja terletak 40, 60, atau 100 m di bawah permukaan tanah. Tanah penutup diatas bijih perlu dikupas terlebih dahulu.
Itu sebab, dalam tambang dikenal nisbah kupas (stripping ratio) yang merupakan perbandingan antara berapa banyak tanah yang harus dikupas untuk mendapatkan mineral berharga.
Semakin besar nisbah kupas berarti diperlukan biaya yang lebih besar untuk mendapat suatu bahan mineral.
Nisbah kupas juga akan jadi penentu apa suatu tambang akan dibuat di permukaan atau di bawah tanah. Jika nilai nisbah terlalu besar, mungkin saja menerapkan metode tambang bawah tanah akan lebih menguntungkan.
Kupas-mengupas tidak akan dijumpai jika belajar Teknik Perminyakan. Minyak bumi dan gas, umumnya terperangkap dalam reservoir di bawah permukaan tanah yang bertekanan tinggi.
Jika reservoir tersebut di bor dan terhubung dengan permukaan, minyak dan gas akan dengan sendirinya menyembur keatas akibat perbedaan tekanan. Akhirnya, minyak bisa didapat tanpa harus menggali tanah, seperti layaknya orang menggali sumur untuk mendapat air.
Mencari minyak juga dapat dilakukan jauh di lepas pantai, lagi-lagi karena orang tidak perlu menggali tanah. Sedang mencari emas tidak mungkin dilakukan di tengah laut, jika tak ingin tenggelam.
Tuesday, February 23, 2010
URUTAN PENAMBANGAN
Urutan Menambang
Cincin kawin adalah barang jadi. Sebelum melingkar di jari manis, proses panjang sudah terlalui sebelumnya.
Begitu juga segala rupa barang berbahan baku hasil tambang, urut-urutan proses panjang pasti sudah mendahului.
Proses yang menjadi lingkup pertambangan umumnya dibedakan menjadi 3 tahap: eksplorasi, penambangan, dan metalurgi.
Eksplorasi
Ekspolasi adalah kegiatan yang mencakup pencarian hingga estimasi cadangan tambang. Deposit mineral berharga mesti ditemukan.
Berbagai metode sudah dikembangkan, mulai dari metode yang mengharuskan seorang eksplorer keluar masuk hutan untuk menemukan singkapan cadangan, hingga pemetaan gelombang yang dapat dilakukan tanpa mengharuskan pengeboran atau penggalian lapisan bumi.
Tidak semua temuan kemudian layak ditambang. Salah satu yang menentukan layak tidaknya adalah besar dari cadangan itu sendiri.
Cadangan harus memiliki kuantitas dan kualitas (kadar) tertentu untuk menjadikannya ekonomis untuk diusahakan. Proses evaluasi cadangan, masih menjadi kelanjutan dari tahap eksplorasi ini.
Penambangan
Setelah konfirmasi layak tambang diperoleh, yang mesti dilakukan berikutnya adalah bagaimana supaya cadangan tersebut dapat diambil. Secara garis besar, metode penambangan dapat dibedakan menjadi 2: tambang terbuka dan tambang bawah tanah.
Cara mana yang akan dipilih, akan kembali kepada perhitungan ekonomis dan teknis. Isu-isu lain mungkin saja akan turut jadi pertimbangan seperti lingkungan, adanya pemukiman penduduk, hutan lindung, dan lainnya.
Jika cadangan mineral berharga ini terletak jauh di pedalaman, banyak pekerjaan pendahuluan yang mesti dituntaskan.
Pembuatan akses jalan, pekerjaan konstruksi sarana prasarana, mobilisasi pekerja, adalah beberapa langkah awal yang harus juga diperhatikan sebelum kegiatan penambangan dapat dimulai.
Metalurgi
Jangan bayangkan emas batangan yang akan langsung didapat dari sebuah tambang emas. Yang mereka tambang tak lain hanya bongkahan batu yang jika tak diolah lebih lanjut akan sama seperti batu-batu lain yang tak berharga.
Batu-batu ini memerlukan proses tambahan untuk memisahkan emas dari unsur lain yang tak diperlukan.
Proses pemisahan ini termasuk dalam tahap metalurgi. Ada banyak macam proses metalurgi, tergantung dari mineral apa yang akan dipisahkan.
Umumnya, satu perusahaan tambang juga akan memiliki fasilitas metalurgi yang letaknya berdekatan dengan area tambang.[
Cincin kawin adalah barang jadi. Sebelum melingkar di jari manis, proses panjang sudah terlalui sebelumnya.
Begitu juga segala rupa barang berbahan baku hasil tambang, urut-urutan proses panjang pasti sudah mendahului.
Proses yang menjadi lingkup pertambangan umumnya dibedakan menjadi 3 tahap: eksplorasi, penambangan, dan metalurgi.
Eksplorasi
Ekspolasi adalah kegiatan yang mencakup pencarian hingga estimasi cadangan tambang. Deposit mineral berharga mesti ditemukan.
Berbagai metode sudah dikembangkan, mulai dari metode yang mengharuskan seorang eksplorer keluar masuk hutan untuk menemukan singkapan cadangan, hingga pemetaan gelombang yang dapat dilakukan tanpa mengharuskan pengeboran atau penggalian lapisan bumi.
Tidak semua temuan kemudian layak ditambang. Salah satu yang menentukan layak tidaknya adalah besar dari cadangan itu sendiri.
Cadangan harus memiliki kuantitas dan kualitas (kadar) tertentu untuk menjadikannya ekonomis untuk diusahakan. Proses evaluasi cadangan, masih menjadi kelanjutan dari tahap eksplorasi ini.
Penambangan
Setelah konfirmasi layak tambang diperoleh, yang mesti dilakukan berikutnya adalah bagaimana supaya cadangan tersebut dapat diambil. Secara garis besar, metode penambangan dapat dibedakan menjadi 2: tambang terbuka dan tambang bawah tanah.
Cara mana yang akan dipilih, akan kembali kepada perhitungan ekonomis dan teknis. Isu-isu lain mungkin saja akan turut jadi pertimbangan seperti lingkungan, adanya pemukiman penduduk, hutan lindung, dan lainnya.
Jika cadangan mineral berharga ini terletak jauh di pedalaman, banyak pekerjaan pendahuluan yang mesti dituntaskan.
Pembuatan akses jalan, pekerjaan konstruksi sarana prasarana, mobilisasi pekerja, adalah beberapa langkah awal yang harus juga diperhatikan sebelum kegiatan penambangan dapat dimulai.
Metalurgi
Jangan bayangkan emas batangan yang akan langsung didapat dari sebuah tambang emas. Yang mereka tambang tak lain hanya bongkahan batu yang jika tak diolah lebih lanjut akan sama seperti batu-batu lain yang tak berharga.
Batu-batu ini memerlukan proses tambahan untuk memisahkan emas dari unsur lain yang tak diperlukan.
Proses pemisahan ini termasuk dalam tahap metalurgi. Ada banyak macam proses metalurgi, tergantung dari mineral apa yang akan dipisahkan.
Umumnya, satu perusahaan tambang juga akan memiliki fasilitas metalurgi yang letaknya berdekatan dengan area tambang.[
Labels:
STIT
TAMBANG TERBUKA-2
Tambang Terbuka (Open Pit Mine)
Diterbitkan 2 Maret 2009 Artikel Tambang 13 Comments
Tags: Bijih, Deposit, Ekonomis, Geologi, metode, Open Pit, parameter, Tambang terbuka, Teknik
Tambang terbuka (open pit mine) adalah bukaan yang dibuat di permukaan tanah, bertujuan untuk mengambil bijih dan akan dibiarkan tetap terbuka (tidak ditimbun kembali) selama pengambilan bijih masih berlangsung.
Untuk mencapai badan bijih yang umumnya terletak di kedalaman, diperlukan pengupasan tanah/batuan penutup (waste rock) dalam jumlah yang besar. Tujuan utama dari operasi penambangan adalah menambang dengan biaya serendah mungkin sehingga dicapai keuntungan yang maksimal.
Pemilihan berbagai parameter desain dan penjadwalan dalam pengambilan bijih dan pengupasan batuan penutup melibatkan pertimbangan teknik dan ekonomi yang rumit. Mesti diambil kompromi yang optimal antara memaksimalkan perhitungan ekonomis dan adanya parameter pembatas karena faktor geologi dan pertimbangan teknik lain.
Dengan berkembangnya teknologi dan teknik pertambangan, cadangan yang dulunya dinilai tidak ekonomis, sekarang dapat berubah menjadi sumber yang layak tambang. Hal ini juga didorong oleh meningkatnya permintaan akan bahan tambang seiring dengan peningkatan konsumsi per kapita.
Secara umum, tambang terbuka dinilai lebih menguntungkan dibanding metode tambang bawah tanah dalam hal recovery (mineral yang dapat ditambang dibanding dengan banyak cadangan), grade control (pengendalian kadar), keluwesan operasi, keselamatan, dan lingkungan kerja.
Namun, dalam situasi dimana deposit terlalu kecil, berbentuk tak teratur, atau terletak terlalu dalam di bawah tanah, metode tambang bawah tanah akan lebih menguntungkan.
Suatu tambang terbuka pada satu titik mungkin saja perlu diubah menjadi tambang bawah tanah ketika batuan penutup (waste rock) yang perlu dikupas menjadi terlalu besar. Ini biasanya terjadi jika cadangan bijih berlanjut hingga sangat dalam.
Faktor teknologi, kondisi pasar, dan kebijakan pemerintah akhirnya juga akan turut jadi pertimbangan dalam pemilihan metode tambang yang pas.
Gambar: http://www.rockhounds.com/rockgem/articles/bingham_canyon4.jpg &
http://farm1.static.flickr.com/133/404873991_8c6ba57013.jpg?v=0
Diterbitkan 2 Maret 2009 Artikel Tambang 13 Comments
Tags: Bijih, Deposit, Ekonomis, Geologi, metode, Open Pit, parameter, Tambang terbuka, Teknik
Tambang terbuka (open pit mine) adalah bukaan yang dibuat di permukaan tanah, bertujuan untuk mengambil bijih dan akan dibiarkan tetap terbuka (tidak ditimbun kembali) selama pengambilan bijih masih berlangsung.
Untuk mencapai badan bijih yang umumnya terletak di kedalaman, diperlukan pengupasan tanah/batuan penutup (waste rock) dalam jumlah yang besar. Tujuan utama dari operasi penambangan adalah menambang dengan biaya serendah mungkin sehingga dicapai keuntungan yang maksimal.
Pemilihan berbagai parameter desain dan penjadwalan dalam pengambilan bijih dan pengupasan batuan penutup melibatkan pertimbangan teknik dan ekonomi yang rumit. Mesti diambil kompromi yang optimal antara memaksimalkan perhitungan ekonomis dan adanya parameter pembatas karena faktor geologi dan pertimbangan teknik lain.
Dengan berkembangnya teknologi dan teknik pertambangan, cadangan yang dulunya dinilai tidak ekonomis, sekarang dapat berubah menjadi sumber yang layak tambang. Hal ini juga didorong oleh meningkatnya permintaan akan bahan tambang seiring dengan peningkatan konsumsi per kapita.
Secara umum, tambang terbuka dinilai lebih menguntungkan dibanding metode tambang bawah tanah dalam hal recovery (mineral yang dapat ditambang dibanding dengan banyak cadangan), grade control (pengendalian kadar), keluwesan operasi, keselamatan, dan lingkungan kerja.
Namun, dalam situasi dimana deposit terlalu kecil, berbentuk tak teratur, atau terletak terlalu dalam di bawah tanah, metode tambang bawah tanah akan lebih menguntungkan.
Suatu tambang terbuka pada satu titik mungkin saja perlu diubah menjadi tambang bawah tanah ketika batuan penutup (waste rock) yang perlu dikupas menjadi terlalu besar. Ini biasanya terjadi jika cadangan bijih berlanjut hingga sangat dalam.
Faktor teknologi, kondisi pasar, dan kebijakan pemerintah akhirnya juga akan turut jadi pertimbangan dalam pemilihan metode tambang yang pas.
Gambar: http://www.rockhounds.com/rockgem/articles/bingham_canyon4.jpg &
http://farm1.static.flickr.com/133/404873991_8c6ba57013.jpg?v=0
PETA TOPOGRAFI
Peta topografi ialah peta yang menunjukkan keadaan muka bumi sesebuah kawasan, selalunya menggunakan garisan kontur dalam peta moden. Peta topografi mestilah mempunyai garisan lintang dan garisan bujur dan titik pertemuannya menghasilkan koordinat. Koordinat ialah titik persilangan antara garisan lintang dan bujur.
Peta topografi yang piawai biasanya menggunakan skala 1:50,000. Skala begini dapat menunjukkan sesebuah kawasan seluas Putrajaya dengan lebih lengkap dan sempurna. Peta topografi memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan dengan peta rupa bumi.
a. Peta adalah gambar sebagian atau seluruh permukaan bumi atau gambar geografi diatas bidang datar dengan ukuran kecil bersifat selektif serta yang dapat dipertanggungjawabkan secara matematis maupun secara visual.
b. Macam-macam peta :
1. Peta Topografi adalah peta yang menggambarkan posisi vertikal dan horizontal tanda-
medan yang tidak dapat bergerak di atas permukaan bumi. Isi peta tersebut mencakup
empat hal , yaitu :
a) Relief ( bentuk muka bumi )
b) Perairan ( sungai, danau, sawah )
c) Tumbuh- tumbuhan ( semak, bambu, kelapa, dll )
d) Hasil budaya manusia ( bangunan, jalan raya, rel KA, kuburan , dll )
Peta Topografi dapat digolongkan sbb :
a) Berdasarkan skala, peta topografi dibagi :
1) Skala Besar ( 1 : 1000 s.d 1 : 25.000 )
2) Skala Menengah ( 1 : 50.000 s.d 1 : 250.000 )
3) Skala Kecil ( 1 : 500.000 s.d 1 : 1.000.000 dan yg lebih kecil lagi )
b) Berdasarkan Kenampakan :
1) Peta Garis
2) Peta Foto
c) Berdasarkan tingkat ketelitian
1) Peta topografi sistimatis
2) Peta bagan tofografi
3) Bagan Tofografi
4) Bagan Pemandangan
5) Oleat Medan
d) Berdasarkan Proyeksinya
1) Proyeksi bidang datar
2) Proyeksi kerucut
3) Proyeksi silinder atau tabung
2. Peta Tematik adalah peta yang berisi gambaran satu atau dua tema khusus, biasanya
disusun berdasarkan data statistik.
Macam Peta Tematik :
a) Peta Penerbangan, yaitu peta yang menggambarkan rute jalur penerbangan.
b) Peta Administrasi, yaitu peta yang didalamnya yang berisi tanda-tanda yang hanya
untuk memperlihatkan perbedaan wilayah.
c) Peta Curah Hujan.
d) Peta Penyebaran Penduduk.
c. Perpetaan di Indonesia.
1. Sistim Grid Peta Topografi di Indonesia.
a) Sistim Kilometer Fiktif.
1) Peta-peta topografi dalam proyeksi Polyder menggunakan sistim kilometer fiktif
, khususnya pada peta-peta topografi daerah Jawa dan Madura. Daerah tersebut di
bagi menjadi kotak-kotak seluas 20 menit x 20 menit yang disebut satu satuan
proyeksi yang dilalui paralel baku dengan warna grid hitam.
2) Jumlah garis fiktif tergantung dari kedar peta, dimana ;
Kedar 1 : 100.000 jumlah garis 36 x 36 ( 20 menit dibagi 36 bagian )
Kedar 1 : 50.000 jumlah garis 18 x 18 ( 10 menit dibagi 18 bagian )
Kedar 1 : 25.000 jumlah garis 9 x 9 ( 5 menit dibagi 9 bagian )
3) Karena panjang satu sisi satu kotak 20 menit x 20 menit dibagi rata menjadi
36 bagian, maka panjang sisi sebenarnya lebih dari 36 km, sehingga satu bagian akan
lebih panjang dari 1 km sebenarnya.
4) Perbedaan panjang sekitar 24 m, untuk mendapatkan jarak sebenarnya, maka
ukuran jarak medan di peta harus dikoreksi dengan angka koreksi yang terdapat
pada sisi kiri keterangan tepi peta. Cara menghitungnya kilometer fiktif dikurangi
angka koreksi kilometer sebenarnya sehingga mendapatkan kilometer sebenarnya
dilapangan.
b) Sistim Grid Inggris. digunakan pada peta-peta topografi cetakan lama, pemakaian
sistim grid Inggris digunakan pada peta proyeksi LCO, dimana wilayah Indonesia dibagi
menjadi tiga wilayah / zone, yaitu ;
1) Wilayah Katulistiwa ( zone equator ), meliputi Sumatera, Kalimantan, Sulawesi,
Maluku bagian utara dan Irian tengah.
2) Wilayah Selatan (southern zone), meliputi Jawa, Nusa Tenggara, Kepulauan Kai
dan Aru.
3) Wilayah New Guini Selatan ( Zone Irian Selatan ), meliputi selatan Pulau Irian.
c) Sistim Grid Universal Transverse Mercator ( UTM )
1) Dipasang pada bagian dunia antara 80o LS sampai 84o LU. dan dipasang diatas
peta dengan proyeksi TM.
2) Dimana dunia dibagi dalam 60 buah zone yang masing-masing zone sebesar 6
derajat.
2. Penomoran Lembar Peta Topografi Indonesia.
a) LCO
1) Indonesia dibagi dalam beberapa Lembar Bagian Derajat ( LBD )
2) Dari kiri ke kanan ( dari Barat ke Timur ) mulai dari kedudukan 12o barat
Meredian Nol Jakarta dengan angka arab dari 1 s.d 139.
3) Letak Meredian Nol Jakarta 106o 48'27,79'' BT
4) Dari atas ke bawah ( utara ke selatan ) mulai kedudukan 6o LU dengan angka
romawi dari I s.d LI ( 11o LS )
5) Letak wilayah Indonesia
(a) Batas Barat 94o 40' BT
(b) Batas Timur 141o BT
(c) Batas Utara 6o LU
(d) Batas atas Selatan 11o LS
b) UTM
1) Batas wilayah Indonesia yang dipetakan adalah :
94o 30' BT s.d 141o BT (= 46o 30')
6o LU s.d 11o LS ( 18 derajat )
2) Tetapi dalam penomoran peta-peta UTM daerah yang dipetakan meliputi
94o 30' BT s.d 141o BT dan 6o LU s.d 12o LS , hal tersebut di maksud
bukan untuk merubah batas wil Indonesia, tetapi hanya sekedar mempermudah
pembuatan nomor peta.
Demikian sekedar referensi untuk rekans SABHAWANA seputar peta Indonesia
semoga bermanfaat
Peta topografi yang piawai biasanya menggunakan skala 1:50,000. Skala begini dapat menunjukkan sesebuah kawasan seluas Putrajaya dengan lebih lengkap dan sempurna. Peta topografi memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan dengan peta rupa bumi.
a. Peta adalah gambar sebagian atau seluruh permukaan bumi atau gambar geografi diatas bidang datar dengan ukuran kecil bersifat selektif serta yang dapat dipertanggungjawabkan secara matematis maupun secara visual.
b. Macam-macam peta :
1. Peta Topografi adalah peta yang menggambarkan posisi vertikal dan horizontal tanda-
medan yang tidak dapat bergerak di atas permukaan bumi. Isi peta tersebut mencakup
empat hal , yaitu :
a) Relief ( bentuk muka bumi )
b) Perairan ( sungai, danau, sawah )
c) Tumbuh- tumbuhan ( semak, bambu, kelapa, dll )
d) Hasil budaya manusia ( bangunan, jalan raya, rel KA, kuburan , dll )
Peta Topografi dapat digolongkan sbb :
a) Berdasarkan skala, peta topografi dibagi :
1) Skala Besar ( 1 : 1000 s.d 1 : 25.000 )
2) Skala Menengah ( 1 : 50.000 s.d 1 : 250.000 )
3) Skala Kecil ( 1 : 500.000 s.d 1 : 1.000.000 dan yg lebih kecil lagi )
b) Berdasarkan Kenampakan :
1) Peta Garis
2) Peta Foto
c) Berdasarkan tingkat ketelitian
1) Peta topografi sistimatis
2) Peta bagan tofografi
3) Bagan Tofografi
4) Bagan Pemandangan
5) Oleat Medan
d) Berdasarkan Proyeksinya
1) Proyeksi bidang datar
2) Proyeksi kerucut
3) Proyeksi silinder atau tabung
2. Peta Tematik adalah peta yang berisi gambaran satu atau dua tema khusus, biasanya
disusun berdasarkan data statistik.
Macam Peta Tematik :
a) Peta Penerbangan, yaitu peta yang menggambarkan rute jalur penerbangan.
b) Peta Administrasi, yaitu peta yang didalamnya yang berisi tanda-tanda yang hanya
untuk memperlihatkan perbedaan wilayah.
c) Peta Curah Hujan.
d) Peta Penyebaran Penduduk.
c. Perpetaan di Indonesia.
1. Sistim Grid Peta Topografi di Indonesia.
a) Sistim Kilometer Fiktif.
1) Peta-peta topografi dalam proyeksi Polyder menggunakan sistim kilometer fiktif
, khususnya pada peta-peta topografi daerah Jawa dan Madura. Daerah tersebut di
bagi menjadi kotak-kotak seluas 20 menit x 20 menit yang disebut satu satuan
proyeksi yang dilalui paralel baku dengan warna grid hitam.
2) Jumlah garis fiktif tergantung dari kedar peta, dimana ;
Kedar 1 : 100.000 jumlah garis 36 x 36 ( 20 menit dibagi 36 bagian )
Kedar 1 : 50.000 jumlah garis 18 x 18 ( 10 menit dibagi 18 bagian )
Kedar 1 : 25.000 jumlah garis 9 x 9 ( 5 menit dibagi 9 bagian )
3) Karena panjang satu sisi satu kotak 20 menit x 20 menit dibagi rata menjadi
36 bagian, maka panjang sisi sebenarnya lebih dari 36 km, sehingga satu bagian akan
lebih panjang dari 1 km sebenarnya.
4) Perbedaan panjang sekitar 24 m, untuk mendapatkan jarak sebenarnya, maka
ukuran jarak medan di peta harus dikoreksi dengan angka koreksi yang terdapat
pada sisi kiri keterangan tepi peta. Cara menghitungnya kilometer fiktif dikurangi
angka koreksi kilometer sebenarnya sehingga mendapatkan kilometer sebenarnya
dilapangan.
b) Sistim Grid Inggris. digunakan pada peta-peta topografi cetakan lama, pemakaian
sistim grid Inggris digunakan pada peta proyeksi LCO, dimana wilayah Indonesia dibagi
menjadi tiga wilayah / zone, yaitu ;
1) Wilayah Katulistiwa ( zone equator ), meliputi Sumatera, Kalimantan, Sulawesi,
Maluku bagian utara dan Irian tengah.
2) Wilayah Selatan (southern zone), meliputi Jawa, Nusa Tenggara, Kepulauan Kai
dan Aru.
3) Wilayah New Guini Selatan ( Zone Irian Selatan ), meliputi selatan Pulau Irian.
c) Sistim Grid Universal Transverse Mercator ( UTM )
1) Dipasang pada bagian dunia antara 80o LS sampai 84o LU. dan dipasang diatas
peta dengan proyeksi TM.
2) Dimana dunia dibagi dalam 60 buah zone yang masing-masing zone sebesar 6
derajat.
2. Penomoran Lembar Peta Topografi Indonesia.
a) LCO
1) Indonesia dibagi dalam beberapa Lembar Bagian Derajat ( LBD )
2) Dari kiri ke kanan ( dari Barat ke Timur ) mulai dari kedudukan 12o barat
Meredian Nol Jakarta dengan angka arab dari 1 s.d 139.
3) Letak Meredian Nol Jakarta 106o 48'27,79'' BT
4) Dari atas ke bawah ( utara ke selatan ) mulai kedudukan 6o LU dengan angka
romawi dari I s.d LI ( 11o LS )
5) Letak wilayah Indonesia
(a) Batas Barat 94o 40' BT
(b) Batas Timur 141o BT
(c) Batas Utara 6o LU
(d) Batas atas Selatan 11o LS
b) UTM
1) Batas wilayah Indonesia yang dipetakan adalah :
94o 30' BT s.d 141o BT (= 46o 30')
6o LU s.d 11o LS ( 18 derajat )
2) Tetapi dalam penomoran peta-peta UTM daerah yang dipetakan meliputi
94o 30' BT s.d 141o BT dan 6o LU s.d 12o LS , hal tersebut di maksud
bukan untuk merubah batas wil Indonesia, tetapi hanya sekedar mempermudah
pembuatan nomor peta.
Demikian sekedar referensi untuk rekans SABHAWANA seputar peta Indonesia
semoga bermanfaat
Labels:
PETA
PEMINDAHAN TANAH MEKANIS
PEMINDAHAN TANAH MEKANIK
Untuk menggali parit sedalam 4,5 m digunakan backhoe PC 100-1 komatsu sudut swing 600 , tanah lempung keras, swell 30%. Kondisi medan sulit , manajemen jelek, tanah hasil galian diangkut dengan truk. Berapa prakiraan produksi backhoe per jamnya?????
Volume tanah 1000 m3 hari kerja 3 hari (1hari = 8 jam)
Jawab :
Hitungan :
1. Bucket factor untuk tanah lempung keras = 0,8
2. Kapasitas bucket PC 100-1 = 0,40 m3 peres (table)
3. JM = 0,52 (kurang/kurang)
4. Cycle time :
Ø Gali dalam 4,5 m, kondisi sulit → t1 = 30 detik
Ø Swing 600 → t2 = 5 detik
Ø Buang ke truk → t3 = 8 detik
T = 30 + (2 x 5) + 8
= 48 detik ≈ 0,8 menit
Produksi = 0,40 x 0,8 x 0,52
= 75 x 0,40 x 0,8 x 0,52
= 12,48 m3/jam (LM)
Berarti dalam 1 hari dapat mengangkut = (8 x 12,48 m3) = 99,84 m3
Jadi satu backhoe dalam 3 hari dapat mengangkut tanah sebanyak
= (3 x 99,84 m3) = 299,52 m3
Volum tanah 1000 m3 dapat dikerjakan dalam waktu 3 hari jika menggunakan backhoe sebanyak = 1000 m3/299,52 m3 = 3,34 ≈ dibulatkan 4 buah
Untuk menggali parit sedalam 4,5 m digunakan backhoe PC 100-1 komatsu sudut swing 600 , tanah lempung keras, swell 30%. Kondisi medan sulit , manajemen jelek, tanah hasil galian diangkut dengan truk. Berapa prakiraan produksi backhoe per jamnya?????
Volume tanah 1000 m3 hari kerja 3 hari (1hari = 8 jam)
Jawab :
Hitungan :
1. Bucket factor untuk tanah lempung keras = 0,8
2. Kapasitas bucket PC 100-1 = 0,40 m3 peres (table)
3. JM = 0,52 (kurang/kurang)
4. Cycle time :
Ø Gali dalam 4,5 m, kondisi sulit → t1 = 30 detik
Ø Swing 600 → t2 = 5 detik
Ø Buang ke truk → t3 = 8 detik
T = 30 + (2 x 5) + 8
= 48 detik ≈ 0,8 menit
Produksi = 0,40 x 0,8 x 0,52
= 75 x 0,40 x 0,8 x 0,52
= 12,48 m3/jam (LM)
Berarti dalam 1 hari dapat mengangkut = (8 x 12,48 m3) = 99,84 m3
Jadi satu backhoe dalam 3 hari dapat mengangkut tanah sebanyak
= (3 x 99,84 m3) = 299,52 m3
Volum tanah 1000 m3 dapat dikerjakan dalam waktu 3 hari jika menggunakan backhoe sebanyak = 1000 m3/299,52 m3 = 3,34 ≈ dibulatkan 4 buah
Labels:
musim dukhu
Subscribe to:
Posts (Atom)