Saturday, July 31, 2010

LINGKUNGAN PENGAWETAN ZAT ORGANIK PEMBENTUK MINYAK & GASBUMI

CEKUNGAN EUXINIC: Kondisi untuk terjadinya pengawetan zat organik ialah tidak banyak adanya oksigen. Hedberg (1964) menekankan pentingnya cekungan terbatas dengan sirkulasi fluida yang kurang, sehingga oksidasi tidak akan terjadi. Lingkungan seperti itu disebut lingkungan euxinic. Dan lautan yang demikian merupakan suatu cekungan yang mempunyai ambang di bawah alas gelombang pada mulutnya terhadap laut terbuka sehingga tidak terjadi sirkulasi udara sama sekali dan oleh karenanya segala sesuatu menjadi berbau busuk, sedangkan dibagian lain atasnya sirkulasi udara terjadi dan disini organisme hidup. Zdt yang berbau busuk tersebut membentuk sapropel. Seringkali sapropel dibentuk karena reduksi kuat yang membentuk H2S dan sewaktu-waktu muncul pada permukaan untuk membunuh kehidupan yang terdapat di permukaan laut, dengan demikian juga menambah zat organik yang terakumulasi didasar cekungan. Karena terbentuknya H2S ini sering pula terjadi pirit authigenesa dalam serpih hitam. Beberapa contoh cekungan yang terbatas ini adalah antara lain : Laut Hitam (Rusia) ; Fyord di Norwegia ; Laut Merah ; dan teluk Gorontalo. Pengumpulan zat organik yang sedemikian banyaknya dan dalam keadaan reduksi kuat mungkin tidak membentuk minyak bumi, akan tetapi merupakan sumber untuk pembentukan kerogen. Timbulah persoalan apakah kiranya kerogen ini dapat bertindak sebagai sumber minyak bumi? Timbul pula pertanyaan apakah cekungan sebagaimana tersebut di atas, yang memungkinkan pembentukan minyak bumi, sama kondisinya dengan cekungan yang memungkinkan pembentukan evaporit? Ini dapat menerangkan mengapa banyak sekali akumulasi minyakbumi yang besar di dunia berasosiasi dengan endapan evaporit.

LINGKUNGAN PENGENDAPAN ZAT ORGANIK PEMBENTUK MINYAK & GASBUMI-3

LINGKUNGAN SEDIMENTASI CEPAT
Ditinjau dari segi sedimentasi yang sangat cepat, maka sebetulnya daerah pantai dan daerah deltalah yang cocok untuk pengumpulan zat organik. Sedimen yang dibawa dari daratan mula-mula diendapkan di mulut sungai, dalam bentuk delta dan oleh arus sepanjang pantai (longshore-currents) disebarkan disepanjang pantai. Dengan demikian daerah delta dan pantai merupakan tempat sedimentasi yang paling cepat, misalnya dengan sistem aliran turbid. Konsepsi terdahulu mengenai daerah dengan lapisan sedimen yg tebal adalah yang dinamakan umbgrove (1935) sebagai 'ideo-geosyncline', yaitu semacam cekungan sedimen yang karena penurunan daripada dasarnya, sedimentasi relatif agak cepat sehingga diendapkan sedimen yang sangat tebal, dan pada akhir perkembangannya dilipat secara landai. Hal ini mungkin cocok dengan konsepsi 'mio-geosyncline' dari Marshall Kay (1950). Penting sekali bagi pengisian suatu 'mio-geosyncline' terutama adalah delta yang maju secara cepat serta mengisi lautan yang dangkal. Hanya palung dalam saja dimana pengendapan sedimennya terutama terjadi oleh arus turbid merupakan 'geosyncline' yang sebenarnya.

Friday, July 30, 2010

LINGKUNGAN PENGENDAPAN ZAT ORGANIK PEMBENTUK MINYAK & GASBUMI-2

DAERAH PANTAI & MULUT SUNGAI
Kehidupan yang berlangsung dengan subur dan pengendapan yang cepat, terutama terdapat didaerah pantai dan mulut sungai (Moore, 1969). Perairan pantai biasanya memproduksikan 50 kali lebih banyak zat organik daripada laut terbuka, terutama daerah muara. Ini disebabkan karena sungai membawa zat makanan dari daratan yang akan menarik banyak sekali jasad. Hal ini dapat kita lihat dari praktek perikanan, yaitu bahwa biasanya ikan di laut paling banyak ditemukan didekat pantai. Seringkali didaerah pantai yang demikian terjadi pengembangan organisme yang sangat cepat, yang kemudian juga mati secara cepat dan dengan demikian teronggoklah zat organik tersebut.

DAERAH MUNCULNYA ARUS LAUT DALAM
Daerah lain yang dapat sangat kaya zat organik adalah daerah dimana terdapat pemunculan air dari dasar laut ke permukaan (upwellin currents). Aliran ini membawa air dingin dari kedalman yang besar sekali yang naik kepermukaan dan membawa banyak zat makanan. Daerah seperti itu merupakan tempat kehidupan yang sangat subur, sehingga jasad yang kemudian mati dapat merupakan sumber zat organik. Pengembangan yang cepat dari organisme tersebut disebut dalam bahasa inggris sebagai 'blooming', yang kadang-kadang jelas terlihat karena adanya pewarnaan atau hilangnya warna daripada air laut, biasanya berwarna biru, merah atau hijau. Di pantai barat Amerika Serikat, negara bagian Washington, sering terjadi suatu pengembangan yang cepat dari diatomea, sehingga menyebabkan suatu akumulasi masa yang sangat besar untuk beberapa hari sepanjang pantai tersebut. Di lautan Jepang misalnya, pada bulan agustus dan september terjadi permukaan seperti minyak yang sangat luas yang disebabkan karena pertumbuhan yang sangat cepat dari diatomea pelagik. Di laut Azof antara bulan september dan desember terjadi juga pengembangan yang cepat dari ganggang, sehingga memberi warna coklat tua dan memberikan bau rawa-rawa. Pengaruh lain daripada 'blooming' ialah terbentuknya suatu zat beracun yang mematikan banyak sekali ikan, sehingga bangkainya kemudian tenggelam ke dasar laut dan kadang-kadang juga terkumpul pada pantai.hal ini sering terjadi di laut pantai selatan pulau jawa. Contoh lain adalah di pantai barat Afrika, dimana plankton yang berkembang secara cepat menghasilkan suatu zat racun yang membunuh ikan didaerah tersebut. Hal seperti itu menurut Brongersma-Sanders (1951), sering terjadi didaerah arus dalam yang muncul ke permukaan yang mengakibatkan terjadinya produksi organik yang abnormal tinggi, terutama plankton. Jaringan organik yang mati jatuh pada dasar laut dan membentuk suatu zat yang dinamakan zat sapropel,yaitu suatu zat organik yang setengah membusuk dan terutama terdiri dari sisa-sisa binatang dan tumbuh-tumbuhan laut yang terakumulasi pada dasar laut. Cekungan ini biasanya terdapat dalam keadaan Anaerob.

Thursday, July 29, 2010

LINGKUNGAN PENGENDAPAN ZAT ORGANIK PEMBENTUK MINYAK & GASBUMI

Untuk terbentuknya minyak dan gasbumi tentu diperlukan suatu lingkungan pengendapan yang dapat memberikan kadar zat organik yang tinggi serta kesempatan untuk mengawetkannya. Keadaan seperti itu,yang memungkinkan teronggoknya zat organik adalah :
1) suatu lingkungan pengendapan dimana kehidupan berkembang secara baik sehingga zat organik terkumpul dengan banyak sekali.
2) pengendapan sedimen yang berlangsung demikian cepatnya, terutama yang halus, sehingga zat organik yang telah terkumpul dapat diawetkan dan tidak hilang oleh pembusukan ataupun oksidasi.
3) lingkungan yang berada dalam keadaan reduksi, dimana tidak terdapat sirkulasi air yang cepat sehingga oksigen tidak ada. Dengan demikian zat organik akan terawetkan.

Development of the Mining Sequence

Objectives
Develop standard sequences of waste removal and coal mining that will…
a. Optimize placement of equipment for increased efficiency and productivity
b. Optimize recovery of coal
c. Minimize costs

Bench Heights and Lengths
1. Shallow Pit and 100m Deep
a. 12m to 24m height
b. 100m to 250m length
2. Deep Pit < 100m Deep
a. 48m height
b. 250m to 500m length

Seam Mining Sequence
1. Two Cases
a. Single Seam or Single Cluster of Seams
b. Multiple Seam or Multiple Clusters of Seams

Single Seam Mine Sequence


Single Cluster Mine Sequence









Multiple Seam Mine Sequence







Appropriate Mining Sequence
Q: If you have multiple seams on your benches, how do you decide if it is single cluster mining or multiple seam mining?
A: It is multiple seam mining if you can fit one equipment for each interburden.

Equipment versus Seam/Waste Thickness
1. Waste Fleet
a. Waste/IB Thk < 10m = What excavator? What method?
b. Waste/IB Thk 10m to 20m = What excavator? What method?
c. Waste/IB Thk 20m to 50m = What excavator? What method?
d. Waste/IB Thk > 50m = What excavator? What method?

2. Coal Fleet
a. Coal Thk < 5m = What excavator? What method?
b. Coal Thk 5m to 15m = What excavator? What method?
c. Coal Thk 15m to 30m = What excavator? What method?
d. Coal Thk > 30m = What excavator? What method?

Development of the Mining Sequence

Objectives
Develop standard sequences of waste removal and coal mining that will…
a. Optimize placement of equipment for increased efficiency and productivity
b. Optimize recovery of coal
c. Minimize costs

Bench Heights and Lengths
1. Shallow Pit and 100m Deep
a. 12m to 24m height
b. 100m to 250m length
2. Deep Pit < 100m Deep
a. 48m height
b. 250m to 500m length

Seam Mining Sequence
1. Two Cases
a. Single Seam or Single Cluster of Seams
b. Multiple Seam or Multiple Clusters of Seams

Single Seam Mine Sequence


Single Cluster Mine Sequence









Multiple Seam Mine Sequence







Appropriate Mining Sequence
Q: If you have multiple seams on your benches, how do you decide if it is single cluster mining or multiple seam mining?
A: It is multiple seam mining if you can fit one equipment for each interburden.

Equipment versus Seam/Waste Thickness
1. Waste Fleet
a. Waste/IB Thk < 10m = What excavator? What method?
b. Waste/IB Thk 10m to 20m = What excavator? What method?
c. Waste/IB Thk 20m to 50m = What excavator? What method?
d. Waste/IB Thk > 50m = What excavator? What method?

2. Coal Fleet
a. Coal Thk < 5m = What excavator? What method?
b. Coal Thk 5m to 15m = What excavator? What method?
c. Coal Thk 15m to 30m = What excavator? What method?
d. Coal Thk > 30m = What excavator? What method?

Development of the Mining Sequence

Objectives
Develop standard sequences of waste removal and coal mining that will…
a. Optimize placement of equipment for increased efficiency and productivity
b. Optimize recovery of coal
c. Minimize costs

Bench Heights and Lengths
1. Shallow Pit and 100m Deep
a. 12m to 24m height
b. 100m to 250m length
2. Deep Pit < 100m Deep
a. 48m height
b. 250m to 500m length

Seam Mining Sequence
1. Two Cases
a. Single Seam or Single Cluster of Seams
b. Multiple Seam or Multiple Clusters of Seams

Single Seam Mine Sequence


Single Cluster Mine Sequence









Multiple Seam Mine Sequence







Appropriate Mining Sequence
Q: If you have multiple seams on your benches, how do you decide if it is single cluster mining or multiple seam mining?
A: It is multiple seam mining if you can fit one equipment for each interburden.

Equipment versus Seam/Waste Thickness
1. Waste Fleet
a. Waste/IB Thk < 10m = What excavator? What method?
b. Waste/IB Thk 10m to 20m = What excavator? What method?
c. Waste/IB Thk 20m to 50m = What excavator? What method?
d. Waste/IB Thk > 50m = What excavator? What method?

2. Coal Fleet
a. Coal Thk < 5m = What excavator? What method?
b. Coal Thk 5m to 15m = What excavator? What method?
c. Coal Thk 15m to 30m = What excavator? What method?
d. Coal Thk > 30m = What excavator? What method?

Development of the Mining Sequence

Objectives
Develop standard sequences of waste removal and coal mining that will…
a. Optimize placement of equipment for increased efficiency and productivity
b. Optimize recovery of coal
c. Minimize costs

Bench Heights and Lengths
1. Shallow Pit and 100m Deep
a. 12m to 24m height
b. 100m to 250m length
2. Deep Pit < 100m Deep
a. 48m height
b. 250m to 500m length

Seam Mining Sequence
1. Two Cases
a. Single Seam or Single Cluster of Seams
b. Multiple Seam or Multiple Clusters of Seams

Single Seam Mine Sequence


Single Cluster Mine Sequence









Multiple Seam Mine Sequence







Appropriate Mining Sequence
Q: If you have multiple seams on your benches, how do you decide if it is single cluster mining or multiple seam mining?
A: It is multiple seam mining if you can fit one equipment for each interburden.

Equipment versus Seam/Waste Thickness
1. Waste Fleet
a. Waste/IB Thk < 10m = What excavator? What method?
b. Waste/IB Thk 10m to 20m = What excavator? What method?
c. Waste/IB Thk 20m to 50m = What excavator? What method?
d. Waste/IB Thk > 50m = What excavator? What method?

2. Coal Fleet
a. Coal Thk < 5m = What excavator? What method?
b. Coal Thk 5m to 15m = What excavator? What method?
c. Coal Thk 15m to 30m = What excavator? What method?
d. Coal Thk > 30m = What excavator? What method?