Monday, July 26, 2010

CEKUNGAN KALIMANTAN TIMUR-3

CEKUNGAN KUTAI
Cekungan ini diketahui lebih banyak setelah ditemukannya lapangan minyak Ataka (Schwartz, Laughbaum, dkk. 1973) pada tahun 1970 dan Bekapai (Gerard dan Oesterle, 1973), serta lapangan minyak Badak (Helmiq dkk, 1974) dan cekungan ini memperlihatkan nilai gravitasi Bouguer yang positif diatas lapisan sedimen Tersier yang tebal, yang menunjukan bahwa mungkin sekali cekungan ini membawahi kerakbumi samudra.

Stratigrafi
stratigrafi daerah ini juga terdiri dari siklus transgresi yang segera diikuti oleh regresi yang mengisi cekungan ini pada seluruh Tersier dan Kwarter. Data stratigrafi menunjukan bahwa cekungan diisi dari barat ke timur secara progradasi dengan sumbu ketebalan sedimen maximum, diendapkan pada setiap jenjang Tersier yang bergeser secara progresif ke arah timur menumpang diatas sedimen laut dalam yang tipis dari selat makassar. Gerard dan Oesterle (1973) maupun maupun Schwartz dan lain-lain (1973) menginterpretasikan endapan dalam fasa regresif ini sebagai delta. Disini fasies prodelta, delta front, delta plain terdapat dalam urutan vertikal secara berganti-ganti dan merupakan nenek moyang delta Mahakam yang sekarang. Delta tersebut berprogradasi ke arah laut, akan tetapi beberapa kali ditransgresi sehingga memberikan daur (siklus) kecil. Salah satu progradasi yang jauh ke timur terjadi di Miosen Muda, dimana kompleks delta mencapai pinggiran paparan. Setiap fase regresi daur (cyclus) kecil ini mengendapkan lapisan pasir reservoir. Dimuka delta ini terbentuk terumbu pinggiran paparan (shelf-edge-reefs) sebelum lereng kontinen outer shelf. Didalam daur regresi besar ini dapat dibedakan antara Formasi Pulubalang, Formasi Balikpapan dan Formasi Kampung Baru, yang berumur dari Miosen sampai Pliosen.

Terdapatnya minyak dan gas bumi
Minyak didapatkan dalam Formasi Balikpapan ataupun Formasi Kampung Baru. Lapisan batupasir reservoir khas bersifat lensa-lensa, juga khas untuk endapan delta adalah perubahan Salinitas 5000 ppm sampai 38.000 ppm dengan nilai rata-rata 20.000 ppm. Jadi, kebanyakan air payau. Perangkap terdapat dalam lipatan yang mempunyai jurus utara-selatan, dan membentuk beberapa antiklinorium ketat, mungkin juga di apiris, sebab pada sumbu ini didapatkan gunung api lumpur. Selain itu patahan normal juga berperan sebagai perangkap, terutama di lepas pantai. Minyak yang didapatkan, bersifat ringan dengan 20 - 25 persen residu di lapisan dalam dan yang bersifat aspal pada lapisan dangkal.