Monday, July 26, 2010

CEKUNGAN KALIMANTAN TIMUR-4

Lapangan minyak didarat

Sanga-sanga, Samboja, dan Klandasan merupakan lapangan minyak yang terdapat dalam antiklinorium Sanga-sanga dan sekarang hanya mempunyai nilai historis. Semua lapangan ini dikemukakan pada akhir abad ke-19. Beberapa ratus sumur telah di bor disitu dan telah menghasilkan produksi kumulatif sampai tahun 1973, sebesar 300 juta barrel. Lapangan Badak, lapangan ini termasuk dalam kompleks Samboja - Sanga-sanga dan ditemukan tahun 1972 pada suatu struktur antiklin pada kedalaman 6000 - 9500 kaki, dengan produksi 2.561 barrel per hari dan 14.355 MCFGD (gas). Cadangan dari lapangan gas ini diperkirakan 10 biliyun kaki cubik (10 TCF).

Lapangan didaerah lepas pantai

Lapangan Ataka, lapangan ini ditemukan Union Oil pada tahun 1970, terletak 20 km lepas pantai kalimantan timur dengan kedalaman air laut 200 kaki. Minyak di lapangan ini terdapat dalam tubuh-tubuh batu pasir dengan ketebalan yang bervariasi sampai 50 m, pada kedalaman antara 200 - 7800 kaki, dengan porositas sampai 35 persen dan permeabilitas sampai 4 - 5 darcy. Perangkap lapangan ini merupakan suatu antiklin pendek yang simetris dan hampir menyerupai kubah, dengan kemiringan sayap 10 derajat dan sumbu antiklin berjurus 10 derajat ke barat dari utara. Tutupan areal 26 mil persegi dan tutupan vertikal 600 kaki, 70 persen dari tutupan vertikal diisi oleh minyak dan gas. Antiklin yang pendek ini terpotong-potong oleh suatu seri patahan normal yang besar dengan jurus barat laut - tenggara yang bersifat sesar tumbuh, walaupun gerakan utamanya terjadi setelah pengendapan. Struktur ini merupakan elemen positif pada miosen mudg dan pliosen, sehingga lapisan menipis pada puncaknya. Minyak yang didapatkan mempunyai berat jenis 35' - 43' API, dan kadar belerang 0,5 %. Beberapa lapisan pasir hanya mengandung gas tanpa minyak. Lapangan ini diproduksikan dengan 50 sumur dari 6 platform. Produksi total 100.000 barel/hari. Lapangan handil. Lapangan minyak ini ditemukan pada tahun 1973 di delta mahakam. Walaupun letaknya di salah satu pulau delta tersebut, tetapi lapangan ini sering disebut sebagai lapangan lepas pantai. Lapangan ini terdapat dalam struktur antiklin, tetapi yang bertindak sebagai perangkap adalah keadaan stratigrafinya. Lapisan reservoir terdiri dari lapisan batupasir berumur miosen tengah yang berbentuk suatu lensa yang diendapkan oleh saluran sungai (point bar sand) dalam suatu dataran delta. Ketebalan total batu pasir yang mengandung hidrokarbon adalah maximal 250 m (197 m gas dan 55 m minyak) dan minimal adalah nol. Minyak yang dihasilkan berberat jenis 0,846 - 0,872 (31' - 36' API), dengan kadar belerang 0,06 % dan bersifat aromat/naften dalam fraksi ringan dan parafin dalam fraksi berat. Kapasitas produksi lapangan ini adalah 120 - 150.000 barrel/hari (magnier dan samsu, 1975).
Beberapa lapangan lain adalah : Bekapai, Panjilatan, dan Kerindungan. Semua lapangan ini menghasilkan dari sistem delta yang sama.

CEKUNGAN TARAKAN
Cekungan ini juga memperlihatkan kedudukan yang sama dengan cekungan Kutai. Di bagian barat, cekungan ini dibatasi oleh jalur kucing, sedangkan ke sebelah timur membuka ke Laut Sulawesi. Stratigrafi daerah ini didominasi oleh fasa regresi yang mungkin juga bersifat delta, dengan fasies neritik litoral sampai limnik terestrial/lagunal. Di antaranya juga terdapat interkalasi gamping. Formasi tersebut dari bawah ke atas adalah Formasi Kapilit, Formasi Simenggaris, Formasi Tarakan dan Formasi Bunyu. Minyak terdapat dalam lapisan pasir dari Formasi Simenggaris dan Formasi Tarakan. Perangkap terdapat pada antiklin yang membujur utara-selatan, dimana kulminasinya bersama patahan normal membentuk tutupan. Minyak yang dihasilkan bersifat parafin ringan dan aspal (Weeda, 1985).
LAPANGAN MINYAK Tarakan. Lapangan ini ditemukan pada tahun 1890 pada suatu pulau, dan merupakan lapangan minyak yang penting. Lapisan reservoir utama terdapat pada kedalaman antara 500 - 700 m, dan juga sampai kedalaman 1030 m. Minyak yang dihasilkan bersifat aspal. Produksi kumulatif sampai tahun 1966 hampir mencapai 200 juta barrel.
Lapangan Minyak Bunyu, lapangan ini juga merupakan suatu pulau, dan ditemukan pada tahun 1936. Lapangan ini memproduksi dari kedalaman antara 700 - 2700 m, dan minyak yang didapatkan bersifat aspal (API Gravity = 24,5) dan parafin (API Gravity = 32,6'). Minyak bersifat aspal terdapat di atas 800 m dan dibawahnya bersifat parafin.
Dibawah 950 m API (0,88) Pada kedalaman 1900 m. Disini residue lilin juga meningkat dari 20 ke 45 %. Yang sangat mengesankan yaitu dengan meningkatnya kadar residu dengan kedalaman, kadar klorida dan air formasi menurun dari 10 gr/1 menjadi 1,8 gr/1, dan kadar karbonat meningkat. Di Tarakan air formasi lebih bersifat tawar (kadar klorida dibawah 1 gr/1) (Weeda, 1958). Bunyu memproduksi secara kumulatif sampai tahun 1966 sebanyak 37 juta barrel.