Wednesday, March 9, 2011

EKSPLORASI MINYAK BUMI





Keberadaan minyak bumi dapat dilakukan dari contoh batuan yang diperoleh pada saat pemboran, dengan demikian dapat menunjukkan akumulasi yang komersil. cara tersebut antara lain :

  • Lumpur pemboran, pada waktu pemboran, lumpur yang dipakai sebagai pelumas bercampur dan melarutkan minyak yang terdapat dalam formasi yang sedang ditembus oleh mata bor. Lumpur yang keluar kembali itu dapat diperiksa dibawah mikroskop binokuler dengan cahaya ultraviolet. Biasanya adanya minyak dapat dilihat dari timbulnya warna kuning keemasan pada lumpur pemboran tersebut.
Gas dalam lumpur pemboran dapat dideteksi dengan alat detektor gas. Alat detektor ini terdiri dari suatu ruangan atau sel yang didalamnya gas dialirkan. Didalam sel tersebut, terdapat suatu jarum pijar. Dengan masuknya gas kedalam ruangan tersebut, terjadilah suatu pembakaran sehingga temperatur meningkat dan demikiian juga dengan tahanan jenis jarum pijar berubah, dan dapat dicatat. Perubahan tahanan jenis ini merupakan ukuran jumlah gas yang keluar dari lumpur tersebut.
  • Serbuk Pemboran (cutting), keratan batuan yang dibawa naik oleh lumpur pemboran ke permukaan dan diperiksa oleh seorang ahli geologi yang menunggui sumur (wellsite geologist). cutting ini dapat diperiksa dibawah mikroskop binokuler setelah mengalami pengujian, antara lain ekstrasi serbuk yang digerus, dalam CCL4 (karbontetrachlorida), chloroform atau aceton kemudian dikocok. Jika warna menjadi putih, berarti terdapat kandungan hidrokarbon.
  • Adanya tanda-tanda minyak dapat juga dilihat dari inti pemboran (core). Inti pemboran yang mengandung minyak, biasanya begitu keluar dari pemboran dapat bersifat hidup atau juga dikatakan mendarah (bleeding core), atau dapat pula bersifat mati (dead oil). Yang tersebut terakhir merupakan residu minyak yang telah bermigrasi ataupun sisa suatu akumulasi minyak.